Header Ads

ads header

Breaking News

Memahami Pengertian dan Karakteristik Teks Negosiasi/X.Genap

Gambar Negosiasi


Negosiasi pada dasarnya merupakan kegiatan berunding atau tawar- menawar untuk mencapai kesepakatan atau persetujuan bersama antara beberapa pihak. Kesepakatan tersebut merupakan hal yang disetujui bersama setelah mengatasi berbagai perbedaan atau perselisihan antara dua belah pihak

Tujuan bernegosiasi adalah untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan bagi kedua belah pihak

Teks negosiasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
-          Melibatkan dua belah pihak
-          Menghasilkan kesepakatan
-          Menghasilkan keputusan yang saling menguntungkan
-          Memprioritaskan kepentingan bersama
-          Kegiatan komunikasi langsung

 Struktur  Teks Negosiasi

Teks negosiasi memiliki struktur yang perlu diperhatikan. Struktur teks negosiasi terdiri dari enam bagian, yaitu orientasi, permintaan, pemenuhan, penawaran, persetujuan, dan penutup. Berikut di bawah ini penjelasannya

1. Orientasi
Orientasi adalah bagian awal dari teks negosiasi. Orientasi biasanya berisi salam atau sapa antara dua belah pihak.

2. Permintaan
Permintaan adalah bagian di mana satu atau dua belah pihak mengungkapkan masalah yang merupakan keinginan untuk diselesaikan atau dicapai.

3. Pemenuhan
Pemenuhan adalah bagian di mana satu/dua belah pihak dapat memenuhi sebuah permintaan atau tidak.

4. Penawaran
Penawaran adalah bagian paling penting dari negosiasi, di mana pihak satu dengan pihak lainnya melakukan tawar-menawar untuk mencapai kesepakatan bersama.

5. Persetujuan
Persetujuan adalah ketika pihak satu dan lainnya sepakat atau setuju dengan keputusan hasil tawar-menawar.

6. Penutup
Terakhir, penutup berfungsi sebagai tanda bahwa negosiasi telah diselesaikan dan berakhir. Biasanya berisi salam dan ucapan terima kasih.


Untuk lebih memahaminya, berikut ini dialog tawar- menawar antara pembeli dan penjual. Cermatilah dengan saksama. Kalian juga dapat memperagakan di depan kelas. Setelah itu, silakan berdiskusi untuk menjawab beberapa pertanyaan di bawahnya.

 Untuk lebih memahaminya, berikut ini dialog tawar- menawar antara pembeli dan penjual. Cermatilah dengan saksama. Kalian juga dapat memperagakan di depan kelas. Setelah itu, silakan berdiskusi untuk menjawab beberapa pertanyaan di bawahnya.

Membeli Sepatu

Penjual  : “Beli sepatu, Mas. Silakan dilihat-lihat.”

Pembeli : “Pak, saya mau beli sepatu ini, berapa harganya?” Penjual : “Oh, silakan. Sepatu yang itu harganya 300 ribu, Mas.” Pembeli : “Wah, apa harganya boleh saya tawar, Pak?”

Penjual : “Hmmm, boleh. Mau nawar berapa, Mas?” Pembeli : “Kalau 200 ribu, gimana Pak?”

Penjual : “Waduh, harga segitu terlalu rendah, Mas. Maaf, belum bisa.” Pembeli : “Kalau saya naikkan jadi 250 ribu gimana?”

Penjual : “Naikkanlah lagi, Mas, agar bisa menutup modal.” Pembeli : “Ya, paling saya hanya bisa sampai 270 ribu, Pak.”

Penjual : “Ehmmm, ya, sudahlah. Yang penting laku terjual walau untung sedikit. Saya bungkus dulu ya, Mas.”

Pembeli : “Terima kasih, Pak. Ini uangnya.”

 

A.    Menyimak Kritis Teks Negosiasi

Menyimak teks negosiasi dengan akurat, kritis, dan reflektif

Kesepakatan antara kedua belah pihak merupakan tujuan negosiasi. Kedua belah pihak harus dapat saling menerima dan mengambil  jalan  tengah atau solusi yang ditawarkan. Keduanya tidak bersikeras pada kepentingan masing-masing. Untuk mencapai suatu kesepakatan, diperlukan juga cara dan teknik yang tepat agar kedua belah pihak dapat saling menerima penawaran. Untuk lebih memahami proses kesepakatan antara kedua belah pihak, cermatilah contoh teks negosiasi di bawah ini. Silakan minta salah satu teman kalian untuk membacakannya dan simaklah dengan saksama.

Membeli Laptop Baru

Rudi: “Yah, Rudi dengar Ayah baru membelikan  ponsel  baru  ya untuk Wati,” tanya Rudi.

Ayah: “Iya Rud, kenapa? Jangan bilang kamu juga mau, ponsel kamu kan masih bagus,” jawab Ayah sembari menaikkan alisnya.

Rudi: “Nggak kok, Yah. Iya, ponsel Rudi masih bagus kok, tapi …” Ayah: “Wah, gawat nih kalau ada tapinya,” potong Ayah.

Rudi: “Lebih gawat Rudi, Yah. Belakangan, tugas kuliah semakin banyak dan membutuhkan banyak aplikasi untuk menyelesaikannya, sementara laptop  Rudi  lambat,  Yah.” Rudi meneruskan pembicaraannya.

Ayah:  “Jangan bilang kamu mau minta dibelikan laptop baru.”

Rudi: “Iya, Yah. Karena tugas Rudi selalu terhambat. Lagi pula, laptop ini memang sudah cukup berumur, dari Rudi kelas 10 SMA. Padahal, program studi Rudi juga memang membutuhkan laptop yang lebih cepat, Yah. Rudi kan belajar desain. Aplikasi 3D itu membutuhkan daya komputasi tinggi, Yah”

Ayah: “Wah, kamu ini memang bisa saja, tapi kan ayah baru mem- belikan ponsel untuk adikmu. Uang ayah nanti habis, Rud.

Rudi: “Pembelian laptop baru tidak harus hari ini kok. Tetapi, Ayah bisa mulai buat rencana anggarannya dari sekarang. Ayah bisa mulai sisihkan dari pengeluaran per bulan.”

Ayah:  “Wah, kamu pintar juga ya.”

Rudi: “Iya dong. Oh, ya, untuk membantu, Ayah juga bisa memakai tabungan Rudi kok.”

Ayah: “Oh ya? Ayah coba pikir-pikir dulu ya.”

Rudi: “Coba Ayah pertimbangkan, suatu nanti mungkin Wati juga akan meminta laptop baru pelajaran TIK. Kebutuhan laptop untuk pelajaran TIK tidak seberat belajar desain. Jadi, kalau Ayah membelikan laptop baru untuk Rudi, laptop yang

ini bisa diberikan ke Wati kan, Yah. Jadi, Ayah tidak usah membelikan Wati laptop lagi untuk pelajaran TIK.”

Ayah:  “Ya, sudah kalau begitu. Ayah akan belikan, tapi…”

Rudi: “Janji, Yah. Rudi akan belajar dengan sungguh-sungguh,” jawab Rudi memotong perkataan Ayah.

Ayah: “Kamu itu… bukan itu maksud Ayah. Kamu kan sudah duduk di perguruan tinggi. Itu sih sudah menjadi kewajiban kamu sendiri untuk sadar akan pentingnya untuk belajar dengan sungguh-sungguh.”

Rudi: “Oh, iya, Yah. Hehe.. kalau begitu apa, Yah?”

Ayah: “Tapi nanti ya, Ayah anggarkan untuk me- nabung dulu mulai gajian bulan depan dan kamu harus tepati janji mau mengajari Wati untuk menggunakan laptop.”

.

 
Rudi:   “Siap   Pak!”   jawab   Rudi

sambil sedikit bercanda.


Tidak ada komentar