Header Ads

ads header

Breaking News

KD. 3.16 Mengidentifikasi suasana, tema, dan makna beberapa puisi yang terkandung dalam antologi puisi yang diperdengarkan atau dibaca.

 



MATERI BAHASA INDONESIA

KELAS X IPA LONG

 

PUISI

 

1.      PENGERTIAN PUISI

Menurut H. B. Jasin puisi adalah suatu karya sastra yang diucapkan dengan sebuah perasaan yang di dalammya mengandung suatu pikiran-pikiran dan sebuah tanggapan-tanggapan.

Menurut Herman Waluyo puisi adalah suatu karya satra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan memfokuskan semua kekuatan bahasa dalam sebuah struktur fisik dan struktur batinnya.

Menerut James Reevas puisi merupakan ungkapan bahasa yang penuh dan kaya akan daya pikat.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa puisi adalah jenis karya satra yang di dalamnya terkandung irama, rima, ritme, dan lirik dalam setiap baitnya.


2.      CIRI-CIRI PUISI

·         Memiliki rima dan sajak yang teratur

·         Bermakna konotatif (bukan makna sebenarnya/makna kias)

·         Bahasa yang digunakan lebih padat daripada prosa dan drama

 

3.      UNSUR-UNSUR PEMBENTUK PUISI

Unsur-unsur pembentuk puisi terdiri dari :

a.      Struktur Fisik Puisi

Struktur fisik puisi adalah unsur puisi yang bisa dilihat dan diamati secara langsung dengan mata. Struktur ini terdiri dari diksi, citraan/imaji, majas, kata konkret, tipografi, dan rima.

·         Diksi adalah pemilihan kata oleh seorang penyair untuk mendapatkan efek yang sesuai dengan keinginannya. Pemilihan diksi pada puisi sangat berpengaruh pada makna yang ingin disampaikan penyair.

·         Tipografi/Perwajahan puisi adalh bentuk format suatu puisi, seperti pengaturan baris, batas tepi kertas kanan, kiri, atas, bawah, jenis huruf yang digunakan. Unsur ini berpengaruh pada pemaknaan dari isi puisi itu sendiri.

·         Gaya bahasa/Majas adalah pemakaian bahasa dengan cara melukiskan sesuatu dengan konotasi khusus sehingga arti sebuah kata bisa mempunyai banyak makna.

·         Kata konkret adalah susunan kata yang dapat ditangkap dengan indra, sehingga  mempu menimbulkan imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atu lambang. Misalnya penggunaan kata “salju” untuk menjelaskan kebekuan jiwa.

·         Imaji/Citraan adalah pemberi gambaran kepada pendengar/pembaca agar seolah-olah pembaca dapat melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami hal-hal yang terkandung dalam puisi. Citraan terdiri dari enam macam, diantaranya citraan penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan, perabaan, dan pergerakan.

·         Rima atau Irama adalah persamaan bunyi dalam penyampaian puisi dari awal hingga akhir puisi. Beberapa bentuk rima seperti :

ü  Onomatope yaitu tiruan terhadap suatu bunyi. Msalnya “ng” yang mengandung efek magis.

ü  Bentuk Intern Pola Bunyi yaitu aliterasi (baju baru berwarna biru), asonansi/perulangan bunyi vokal di deretan kata(asisten, asistensi), persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, dan lain sebagainya.

ü  Pengulangan Kata yaitu penentuan tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-lemah suatu bunyi.

b.      Struktur Batin Puisi

Struktur batin puisi adalah unsur pembangun puisi berupa makna yang tidak terlihat oleh mata. Struktur ini terdiri dari tema, nada, suasana, perasaan, dan amanat/makna.

·         Tema adalah ide dasar yang mendasari sebuah puisi. Tanpa tema, maka sebuah puisi akan terlihat tidak bermakna.

·         Nada (Tone) adalah sikap penyair terhadap pembaca, yang berkaitan dengan makna dan rasa. Dari nada yang terdengar, pembaca dapat menyimpulkan sikap penulis sedang mendikte, menggurui, memandang rendah, atau sikap lainnya terhadap pembaca.

·         Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi. Suasana merupakan akibat psikologis yang ditimbulkan puisi terhadap pembaca

·         Perasaan/Rasa (Feeling) merupakan sikap sang penyair terhadap suatu masalah yang diungkapkan dalam puisi. Umumnya, ungkapan rasa ini berkaitan dengan latar balakang sang penyair misalnya agama, pendidikan, kelas soaial, jenis kelamin, pengalaman sosial, dan lain sebagainya.

·         Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca


CONTOH :

AKU

Kalau sampai waktuku

Aku mau tak seorang kan merayu

Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

 

Aku ini binatang jalang

Dari kumpulannya terbuang

 

Biar peluru menembus kulitku

Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari

Berlari

Hingga hilang pedih perih

 

Dan aku akan lebih tidak peduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi


A.    Mengidentifikasi Komponen Penting dalam Puisi

Puisi adalah salah satu bentuk karya satra yang banyak disukai karena disajikan dalam bahasa yang indah dan sifatnya yang imajinatif. Bahkan puisi juga dianggap sebagai rangkaian kata-kata yang menggambarkan perasaan penulis penyairnya. Pesan yang ingin disampaikan oleh penyair dirangkai dengan kata-kata yang indah, yang berbeda dengan bahasa sehari-hari, bahkan juga berbeda dengan bahasa karya satra lainnya drama atau prosa. Makna puisi menjadi hal yang penting bagi pembaca. Seindah apa pun rangkaian kata-kata yang dibuat oleh seseorang, menjadi tidak berarti makna atau pesan yang disampaikan di dalamnya.

 

1.      Menentukan Suasana dalam Puisi

Suasana puisi merupakan keadaan jiwa  atau psikologis pembaca setelah membaca puisi. Dengan kata lain, suasana merupakan akibat psikologis yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca. Setiap judul puisi akan mengakibatkan suasana puisi yang berbeda ketika dibaca. Hal tersebut karena ada ruh yang ditaruh oleh penyair, sehingga membuat perasaan pembaca larut dan menimbulkan suasana puisi.

Contoh :

Aku Ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan kata yang tak sempat diucapkan

kayu kepada api yang menjadikannya abu

      Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

      dengan isyarat yang tak sempat disampaikan

      awan yang menjadikannya tiada

 

Puisi di atas merupakan ungkapan cinta seseorang kepada kekasihnya. Dapatkah kamu merasakan bagaimana perasaan seseorang ketika kekasihnya menyatakan kerelaannya untuk berkorban, seperti pengorbanan kayu kepada api? Dapat juga kamu membayangkan bagaimana perasaan seseorang ketika sahabatnya menyatakan kesediaannya berkorban seperti pengorbanan awan yang musnah demi menjadi hujan.

Siapapun perempuan yang menjadi wanita dari lelaki itu akan merasakan perasaan yang romantis, merasa disayangi, dan terlindungi. Perasaanmu setelah membaca puisi di atas itulah yang dinamakan suasana.

 

2.      Menentukan Tema Puisi

Tema merupakan gagasan pokok atau ide pokok yang mendasari terciptanya sebuah puisi. Tema puisi menjadi inti dari makna atau pesan yang ingin disampaikan penyair dalam puisinya. Meskipun bahasa yang digunakan dalam puisi cenderung bermakna konotatif, tetapi tema puisi salah satunya dapat diruntut dengan menggunakan kata-kata kunci dalam puisi tersebut. Tema puisi akan sangat menentukan penyair dalam memilih kata-kata yang digunakan dalam puisinya. Jenis tema beragam, mulai tema agama, kemanusiaan, cinta-kasih, budaya, kritik soaial, dan sebagainya. Sehingga, tak salah jika tema dapat dikatakan sebagai inti permasalahan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca. Untuk menentukan tema, pembaca harus mengamati diksi-diksi yang sering keluar dalam puisi yang diidentifikasi. Diksi-diksi itulah yang menjadi kata kunci karena membawa pembaca ke tema.

Dalam puisi Aku Ingin karya Supardi Djoko Damono, tema puisinya dalah tentang cinta. Tema ini dapat dengan mudah ditemukan karena pengulangan kalimat “Aku ingin mencintaimu dengan sederhana” sebanyak dua kali.

 

3.      Menemukan Makna (Amanat) Puisi

Makna puisi adalah maksud atau pun arti yang terkandung dalam suatu puisi yang mengandung pesan tertentu yang bisa ditangkap oleh pembaca puisi. Pesan yang ditangkap oleh pembaca puisi sendiri berbeda-beda sebab dipengaruhi oleh tingkat pengalaman masing-masing pembaca puisi. 

Cermatilah contoh penggalan puisi berikut:

 

Dasar pendidikan kita

adalah kepatuhan.

Bukan pertukaran pikiran.

Ilmu sekolah adalah ilmu

hafalan, dan bukan ilmu

latihan menguraikan.

 

Makna yang terkandung dalam larik puisi tersebut adalah pendidikan di Indonesia lebih banyak ditujukan pada hafalan teori, bukan pemahaman atas suatu konsep, bukan penguasaan konsep, dan keterampilan.

Tidak ada komentar