KD 3.11 MENGANALISIS STRUKTUR DAN KAIDAH KEBAHASAAN TEKS NEGOSIASI
KD. 3.11 Menganalisis
Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi
A. Struktur Teks Negosiasi
Teks
negosiasi memiliki struktur sebagai berikut :
1.
Orientasi
Orientasi merupakan struktur
yang berada di awal kalimat. Sebagai pembuka, bisa berupa salam atau sapaan
untuk memulai proses negosiasi. Di bagian orientasi juga terkadang berisi
pengenalan masalah atau hal yang ingin disepakati.
2. Pengajuan (permintaan)
Di mana pihak yang ingin tahu
menanyakan suatu barang atau permasalahan yang dihadapi.
3. Penawaran
Penawaran terjadi ketika
dibutuhkan proses perundingan atau tawar menawar. Ini merupakan bagian inti
dari negosiasi. Misalnya, ibu tidak setuju dengan harga sayur yang ditawarkan
oleh penjual. Maka, ibu meminta supaya harga diturunkan atau ada bonus lainnya.
Nah, kalau berdasarkan contohnya tujuan negosiasi adalah untuk mendapatkan
harga yang lebih murah.
4. Persetujuan (kesepakatan)
Setelah melewati proses tawar
menawar, maka diperoleh kesepakatan antara kedua belah pihak. Persetujuan ini
merupakan jalan tengah yang diambil dan tetap menguntungkan kedua belah pihak
5. Penutup
Penutup merupakan bagian akhir
dari proses negosiasi. Biasanya pada bagian ini, terdapat kata terima kasih
atau ucapan salam.
Contoh 1 :
Orientasi
Pembeli:
“Selamat siang Pak.”
Penjual:
“Selamat siang kembali. Maaf ada yang bisa saya bantu?”
Pengajuan (permintaan)
Pembeli:
“Saya ingin beli tas. Ada nggak tas warna netral yang muat banyak?”
Penjual:
“Ada dong kak, bisa dilihat-lihat dulu ya ada berbagai macam jenis tas.”
Penawaran
Pembeli: “Kalau yang ini harganya
boleh ditawar tidak Pak?”
Penjual: “Boleh kak. Mau ditawar
berapa?”
Pembeli: “Rp150 ribu boleh Pak?”
Penjual: “Wah kalau segitu masih
kemurahan kak. Ini produknya sudah sisa sedikit kak, susah dicari lagi. Harga
pasarannya masih 400-an kak, di sini sudah paling murah.”
Pembeli: “Ya sudah 250 ribu ya?”
Penjual: “Maaf, masih belum boleh. Ya sudah ini penawaran terakhir, Rp350 ribu.”
Persetujuan
(kesepakatan)
Pembeli:
“Ya sudah, saya sepakat.”
Penjual:
“Baik kak untuk pembayarannya di kasir ya kak.”
Penutup.
Pembeli:
“Oke, terima kasih”
Penjual:
“Terima kasih kembali kak”
Contoh
2 :
Orientasi.
Nasabah:
“Selamat pagi.”
Pihak
bank: “Selamat pagi. Ada yang bisa saya bantu?”
Nasabah:
“Ya, saya ingin bertemu dengan kepala bidang peminjaman.”
Pengajuan (permintaan)
Nasabah: “Begini Pak. Saya berencana
untuk memperluas toko bangunan saya, untuk itu saya ingin mengajukan pinjaman.”
Pihak bank: “Baik pak, apakah ada
perkiraan pinjaman yang dibutuhkan?”
Nasabah: “Saya membutuhkan pinjaman
sebesar Rp150 juta. Bisakah saya mendapatkan pinjaman itu?”
Penawaran.
Pihak bank: “Maaf, Pak. Jumlah
pinjaman Bapak dirasa terlalu besar. Untuk saat ini pihak bank memberikan
pinjaman kepada Bapak sebesar Rp80 juta.”
Nasabah: “Wah bisa lebih tinggi
sedikit tidak? Saya kan sudah menjadi nasabah setia bank ini.”
Pihak bank: “Baiklah untuk Bapak
saya berikan Rp100 juta. Bagaimana, Pak?”
Nasabah: “Saya butuh lebih Pak,
perhitungan pengeluaran saya sudah tetap di angka yang ingin saya pinjam tadi Pak.”
Persetujuan.
Pihak bank: “Baiklah. Bank hanya
mampu memberikan pinjaman sebesar Rp120 juta.”
Nasabah: “Baiklah. Akan saya ambil.
Tapi saya butuh segera, apakah bisa dicairkan secepatnya?”
Pihak bank: “Kalau Bapak setuju uang
itu bisa dicairkan besok.”
Penutup.
Nasabah: “Baiklah kalau begitu,
terima kasih atas kerja samanya, saya permisi dulu Pak.”
Pihak bank: “Sama-sama Pak. Selamat
siang.”
Nasabah: “Selamat siang.”
Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi
Teks
negosiasi memiliki kaidah kebahasaan sebagai berikut :
1.
Menggunakan
Bahasa yang santun dan persuasif
Untuk mencapai kesepakatan itu,
diperlukan kemampuan untuk memengaruhi pihak lain dengan bahasa yang tepat.
Ciri bahasa dalam negosiasi yang berhasil adalah bahasa yang santun dan
persuasif.
Bahasa yang santun juga sangat
memengaruhi keberhasilan negosiasi. Kata-kata yang digunakan untuk menunjukkan
kesopananan antara lain: tolong, silakan, cobalah, percayalah, dan bolehkah. Kata-kata
tersebut sebenarnya kata-kata yang bersifat perintah, tetapi disampaikan
secara persuasif. Bahasa persuasif yaitu bahasa yang digunakan untuk membujuk
atau menarik perhatian.
Contoh kalimat persuasif : 'Bagus
itu, Bu. Cocok untuk dipakai sendiri atau untuk souvenir!”.
Contoh bahasa yang sopan :
a. Kalau
harga segitu saya masih rugi, Bu. (sopan)
b. Enak saja, tawar tidak pikir-pikir. (tidak sopan)
2. Menggunakan
Kalimat deklaratif (pernyataan)
Kalimat yang disampaikan adalah
kalimat yang berisi pernyataan, yang berfungsi untuk memberikan informasi atau
berita tentang sesuatu.
Contoh: Kualitas kaos ini setara dengan yang impor.
3. Menggunakan
Konjungsi
Konjungsi adalah kata penghubung
yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata ataupun kalimat dengan
kalimat.
Contoh :
a.
Meski buatan dalam negeri, kualitas
baju ini sangat baik.
b. Ibu tidak akan menyesal, walaupun harus membayar agak mahal.
4. Berisi
pasangan tuturan
Pasangan tuturan adalah percakapan
dua orang yang saling menanggapi dalam kegiatan negosiasi. Dalam teks
negosiasi, tuturan berupa dialog yang berarti dilakukan oleh dua orang atau
lebih.
Berikut adalah contoh-contoh
pasangan tuturan :
a. Mengucapkan
salam > membalas salam
b. Bertanya
> menjawab atau tidak menjawab
c. Meminta
tolong > memenuhi atau menolak permintan
d. Meminta
> memenuhi atau menolak permintaan
e. Menawarkan
> menerima atau menolak tawaran
f. Mengusulkan > menerima atau menolak usulan
5. Menggunakan
kalimat perintah (kalimat imperatif)
Kalimat perintah adalah kalimat yang
membuat pendengar atau pembaca melakukan perintah yang diberikan. Disampaing
itu kalimat perintah juga bertujuan untuk mengajak, memohon, dan melarang..
Contoh: "Coba ambilkan contoh kaos yang ukuran XL!"
6. Menggunakan
pronomina (kata ganti)
Kata ganti adalah jenis kata yang
menggantikan nomina atau frasa nomina.
Contohnya: saya, kami, Anda.
7. Menggunakan
kalimat langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang
langsung diucapkan oleh narasumber.
Contoh: "Bu, ada sepatu merek xxx?"
8. Menggunakan
kalimat yang menyatakan kesepakatan atau tidak.
Contoh: "Baik Bu, akan membeli
berapa buah?"
Pola-pola
penyajian teks negosiasi
1. Berpola
dialog
2. Berpola
narasi
3. Berpola
surat-menyurat
Tidak ada komentar