Header Ads

ads header

Breaking News

Teks Anekdot

 

1.                  A.   PENGERTIAN TEKS ANEKDOT

 

Teks Anekdot adalah teks yang berisi cerita singkat yang di dalamnya mengandung unsur humor(lucu) dan mempunyai maksud untuk melakukan kritikan berupa sindiran lucu. Umumnya teks anekdot ditulis dengan mendasarkan pada peristiwa nyata yang memang benar-benar terjadi di kehidupan manusia, kemudian diberi rekaan oleh pembuatnya sehingga memiliki muatan lucu dan menyimpan kritik dibalik ceritanya.

Teks anekdot tentunya memiliki fungsi dan tujuan. Fungsi dari teks anekdot ada dua, yakni fungsi primer dan sekunder. Fungsi primer dari teks anekdot adalah sebagai sarana atau wahana ekspresi yang berhubungan dengan ketidakpuasan, kejengkelan, kemarahan, dan sebagainya. Lalu, fungsi sekundernya ialah bahan hiburan, analogi, atau contoh dalam menjelaskan sesuatu, penarik perhatian, dan sebagainya.

Fungsi tersebut secara tak langsung berkaitan dengan tujuan adanya teks anekdot. Tujuan teks anekdot terbagi menjadi tiga, yaitu :


1.     Menyampaikan kritikan secara tak langsung dengan cara sindiran pada layanan publik di  bidang hukum, politik, lingkungan, dan sosial.

2.      Membangkitkan atau menggairahkan tawa untuk menghibur pembaca.

3.      Mengungkapkan suatu kebenaran yang lebih umum dari kisah singkat itu sendiri atau untuk   melukiskan suatu sifat dengan ringan.

 

          B.   CIRI-CIRI TEKS ANEKDOT


Teks anekdot memiliki ciri-ciri sebagai barikut :


1.   Bersifat lucu

2.  Bersifat menyindi.

3.  Bisa berdasarkan pengalaman pribadi/tokoh

4.  Memiliki tujuan tertentu

5.   Hampir menyerupai dongeng

6.   Bisa menceritakan hubungan antara manusia dan hewan

3.                                 C.  STRUKTUR TEKS ANEKDOT

                  Teks anekdot memiliki struktur sebagai berikut :

            1.      Abstrak, yaitu gambaran umum tentang teks anekdot. Biasanya bagian ini menunjukkan hal                     unik yang akan dibahas di dalam teks.

            2.      Orientasi, merupakan bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau  latar belakang                         bagaimana cerita tersebut terjadi

            3.      Kritis, merupakan bagian yang berisi pokok masalah dalam sebuah cerita

            4.      Reaksi, merupakan bagian penyelesaian masalah

            5.      Koda, merupakan bagian penutup cerita. Pada bagian ini biasanya berisi kesimpulan                               tentang kejadian dalam cerita.

4.                                      D.  KAIDAH KEBAHASAAN TEKS ANEKDOT

                    Menurut Pardiyono (2007), teks anekdot umumnya menggunakan kalimat deklaratif dan                          pernyataan kausal pada bagian abstrak. Kaidah penulisan teks anekdot, yaitu :

      1.      Menggunakan pertanyaan retoris ( pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban)

       Contoh : “Apakah kamu tahu?

 2.      Menggunakan kata kerja aksi

       Kata kerja aksi merupakan kata kerja yang menyatakan subjek sedang melakukan suatu          pekerjaan/aksi

        Contoh : menulis, membaca, berjalan, dan sebagainya

    3. Menggunakan konjungsi antar kalimat (konjungsi subordinatif) diantaranya ;         Kemudian,  setelah itu, lalu, namun, tetapi, bagaikan, dan lain sebagainya.

        4.      Menggunakan kalimat perintah

        5.      Ceritanya disajikan secara runtut (sistematis)

        6.      Menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lampau

         Contoh :  Susu harus bekerja sampai larut malam dikantornya.

 

5.                                  

              D.  CARA MENYUSUN TEKS ANEKDOT


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun teks anekdot, yaitu :

1.      Menentukan Tema

Tema adalah inti pembahasan yang dibahas dalam teks anekdot. Misalnya tentang keluarga, orangtua, politik, pendidikan, korupsi, dan sebagainya.

2.      Menentukan Hal yang Ingin Kritik

Kritik disini maksudnya adalah hal yang akan dikritik dalam tema yang dipilih. Misalnya, jika yang dipilih adalah tema keluarga, maka fenomena keluarga mana yang akan Anda kritik? Apakah fenomena anak durhaka? fenomena anak tak tau terimakasih? atau apa?

3.      Menentukan Hal Lucu atau Humor yang Ingin Diselipkan

Setelah menetukan apa yang hendak dikritik, maka selanjutnya adalah berfikir tentang hal-hal lucu yang mungkin akan diselipkan dalam teks anekdot yang akan dibuat.

4.      Menentukan Tokoh

Jika sudah memikirkan poin ketiga, selanjutnya menentukan tokoh-tokoh yang akan dilibatkan dalam teks anekdot. 

5.      Menentukan Kerangka Berdasarkan Struktur

Jika sudah, maka bisa membuat kerangkanya terlebih dahulu. Agar sistematis, kerangka teks anekdot dibuat dengan memperhatikan strukturnya yang terdiri dari lima poin.

6.      Menentukan Alur

Alur cerita mesti juga diperhatikan. Bagaimana teks anekdot akan dikisahkan? apakah dengan alur maju? alur mundur? atau bagaimana?

7.      Menentukan pola penyajian

Ketika enam poin sebelumnya jelas, selanjutnya adalah memutuskan bagaimana Anda akan menyajikannya? Apakah dengan pola narasi? atau melalui dialog?

8.      Mulai Menyusun

Jika semua tahap sudah dilalui, mulailah menyusun teks anekdot dengan kreatifitas yang dimiliki.


C            Contoh cara menemukan isi atau ide pokok dalam sebuah anekdot.    

            Dosen yang juga menjadi Pejabat
Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang
berbincang-bincang. 
Tono : “Saya heran dengan dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu
duduk, tidak pernah mau berdiri.”
Udin : “Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.”
Tono : “Ya, Udin tahu sebabnya.”
Udin : “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri.”
Tono : “Bukan itu sebabnya, Din. Sebab dia juga seorang pejabat.”
Udin : “Loh, apa hubungannya.”
Tono : “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.”
Udin : “???”
Sumber: http://radiosuaradogiyafm.blogspot.co.id dengan penyesuaia

                 Cara menemukan ide pokok dalam dialog teks anekdot di atas adalah:


            Judul                                  : Dosen yang juga menjadi Pejabat

           Masalah yang dibahas     : Dosen yang merangkap jadi pejabat

 Unsur humor                    : Kalimat penutup anekdot sebagai jawaban
                                               mengapa sang dosen tidak pernah mau berdiri
                                               dari tempat duduknya ternyata karena kalau dia
                                               berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.
Kritik yang disampaikan  Kritik yang disampaikan adalah kritikan pada
                                              para pejabat yang takut kehilangan jabatannya atau tidak mau diganti                                       
                                              oleh pejabat.





A.      LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

 

      LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

 

        Mata Pelajaran               : Bahasa Indonesia                

        Kelas/Semester              : X/ Ganjil           

        Jenis Tugas                   : Individu/Kelompok

 

 

Cara Keledai Membaca Buku
    Alkisah, seorang raja bernama Timur Lenk menghadiahi Nasrudin
seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati. Namun,
Timur Lenk memberi syarat, agar Nasrudin mengajari terlebih dahulu
keledai itu agar dapat membaca. Timur Lenk memberi waktu dua minggu
sejak sekarang kepada Nasrudin.
    Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu. Sambil menuntun keledai
itu ia memikirkan apa yang akan diperbuat. Jika ia dapat mengajari keledai
itu untuk membaca, tentu ia akan menerima hadiah, namun jika tidak
maka hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.
    Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur
Lenk menunjuk ke sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktikkan
apa yang telah ia ajarkan kepada keledai. Nasrudin lalu menggiring keledainya
menghadap ke arah buku tersebut, dan membuka sampulnya.
Si keledai menatap buku itu. Kemudian, sangat ajaib! Tak lama kemudian
Si Keledai mulai membuka-buka buku itu dengan lidahnya. Terus menerus,
lembar demi lembar hingga halaman terakhir. Setelah itu, si keledai menatap
Nasrudin seolah berkata ia telah membaca seluruh isi bukunya.
    “Demikianlah, keledaiku sudah membaca semua lembar bukunya”,
kata Nasrudin. Timur Lenk merasa ada yang tidak beres dan ia mulai
menginterogasi. Ia kagum dan memberi hadiah kepada Nasrudin. Namun,
ia minta jawaban “Bagaimana cara mengajari keledai membaca?”
Nasrudin berkisah, “Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran
    lembaran besar mirip buku. Aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai
itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji itu, kalau
tidak ditemukan biji gandumnya ia harus membalik halaman berikutnya. Itulah
yang ia lakukan terus sampai ia terlatih membalik - balik halaman buku itu”.

    “Namun, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya?” tukas Timur
Lenk. Nasrudin menjawab, Memang demikianlah cara keledai membaca,
hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya”. Jadi kalau kita juga
membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita sebodoh keledai,
bukan?” kata Nashrudin dengan mimik serius.
Sumber: http://blogger-apik1.blogspot.co.id (dengan penyesuaian)

kerjakanlah tugas sesuai dengan contoh di atas!
(1) Siapa yang diceritakan dalam anekdot?
(2) Masalah apa yang diceritakan dalam anekdot?
(3) Temukan unsur humor dalam anekdot tersebut!
(4) Menurut pendapatmu, selain menceritakan hal yang lucu,
      adakah pesan tersirat yang hendak disampaikan pencerita dalam
      sanekdot tersebut?
(5) Mengapa cerita lucu tersebut disebut anekdot?

 


Tidak ada komentar