LKS 1. Teks Observasi | Bindo X Sem. 1
LEMBAR KERJA SISWA
Mata
Pelajaran
: Bahasa
Indonesia
Kelas/Semester
: X/
Ganjil
Jenis
Tugas
: Individu/Kelompok
KOMPETENSI
DASAR
3.1 Mengidentifikasi teks laporan hasil observasi
yang dipresentasikan dengan lisan dan tulis.
INDIKATOR
Setelah
mempelajari materi ini, siswa diharapkan mampu:
1. Mengidentifikasi
isi teks laporan hasil observasi
2. Menyusun
ringkasan isi teks laporan hasil observasi
3. Menyimpulkan
fungsi teks laporan hasil observasi
KEGIATAN
1
Mengidentifikasi
Isi Teks Laporan Hasil Observasi
TUGAS
1
1. Bacalah
teks Wayang di bawah ini! Dan buatlah 5 pertanyaan terkait isi
laporan Wayang tersebut !
2. Jawablah
pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan singkat dan jelas!
3. Mengapa
teks tersebut digolongkan teks laporan hasil observasi?
Wayang
Wayang adalah seni pertunjukan yang
telah ditetapkan sebagai warisan budaya asli Indonesia. UNESCO, lembaga yang
membawahi kebudayaan dari PBB, pada 7 November 2003 menetapkan wayang sebagai
pertunjukan bayangan boneka tersohor dari Indonesia, sebuah warisan mahakarya
dunia yang tidak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and
Intangible Heritage of Humanity). Para wali songo,
penyebar agama Islam di Jawa sudah membagi wayang menjadi tiga.
Wayang kulit di timur, wayang wong atau wayang orang di Jawa
Tengah, dan wayang golek atau wayang boneka di Jawa Barat.
Penjenisan tersebut disesuaikan dengan penggunaan bahan wayang. Wayang kulit
dibuat dari kulit hewan ternak, bisa berupa kerbau, sapi, atau kambing.
Wayang wong berarti wayang yang ditampilkan atau diperankan
oleh orang. Wayang golek adalah wayang yang menggunakan boneka
kayu sebagai pemeran tokoh. Selanjutnya, untuk mempertahankan budaya wayang
agar tetap dicintai, seniman mengembangkan wayang dengan bahan-bahan lain,
antara lain wayang suket dan wayang motekar.
Wayang kulit dilihat dari umur, dan gaya pertunjukannya pun
dibagi lagi menjadi bermacam jenis. Jenis yang paling terkenal, karena
diperkirakan memiliki umur paling tua adalah wayang purwa. Purwa berasal
dari bahasa Jawa, yang berarti awal. Wayang ini terbuat dari kulit kerbau yang
ditatah, dan diberi warna sesuai kaidah pulasan wayang pendalangan, diberi
tangkai dari bahan tanduk kerbau bule yang diolah sedemikian rupa dengan nama
cempurit yang terdiri dari: tuding dan gapit.
Cerita yang biasanya digunakan adalah Ramayana dan
Mahabharata. Wayang purwa terdiri atas beberapa gaya atau gagrak seperti, gagrak Kasunanan,
Mangkunegaraan; Ngayogyakarta, Banyumasan, Jawatimuran, Kedu, Cirebon dan
sebagainya. Selain wayang purwa jenis wayang kulit yang lain yaitu: wayang
madya wayang gedog wayang dupara, wayang wahyu, wayang suluh, wayang kancil,
wayang calonarang, wayang krucil; wayang ajen; wayang sasak, wayang sadat,
wayang parwa wayang arja, wayang gambuh, wayang cupak dan wayang beber yang
saat ini masih berkembang di Pacitan
Wayang wong (bahasa Jawa yang berarti
‘orang’) adalah salah satu pertunjukan wayang yang diperankan langsung oleh
orang. Wayang orang yang dikenal di suku Banjar adalah wayang gung, sedangkan
yang dikenal di suku Jawa adalah wayang topeng. Wayang topeng dimainkan oleh
orang yang menggunakan topeng. Wayang tersebut dimainkan dengan iringan gamelan
dan tari-tarian. Perkembangan wayang orang pun saat ini beragam, tidak hanya
digunakan dalam acara ritual, tetapi juga digunakan dalam acara yang bersifat
menghibur.
Selanjutnya, jenis wayang yang lain adalah wayang golek yang
mempertunjukkan boneka kayu. Wayang golek berasal dari Sunda. Wayang ini
disebut juga sebagai wayang thengul. Selain wayang golek Sunda, wayang yang
terbuat dari kayu adalah wayang menak atau sering juga disebut wayang golek
menak karena cirinya mirip dengan wayang golek. Wayang tersebut pertama kali
dikenalkan di Kudus. Selain golek, wayang yang berbahan dasar kayu adalah
wayang klithik. Wayang klithik berbeda dengan golek. Wayang tersebut berbentuk
pipih seperti wayang kulit. Akan tetapi, cerita yang diangkat adalah cerita
Panji dan Damarwulan. Wayang lain yang terbuat dari kayu adalah wayang papak
atau cepak, wayang timplong, wayang potehi, wayang golek techno, dan wayang
ajen.
Perkembangan terbaru dunia pewayangan menghasilkan kreasi
berupa wayang suket. Disebut wayang suket karena
wayang yang digunakan terbuat dari rumput yang dibentuk menyerupai wayang
kulit. Wayang suket merupakan tiruan dari berbagai figur
wayang kulit yang terbuat dari rumput (bahasa Jawa: suket). Wayang
suket biasanya dibuat sebagai alat permainan atau penyampaian cerita pewayangan
kepada anak-anak di desa-desa Jawa.
Dalam versi lebih modern, terdapat
wayang motekar atau wayang plastik berwarna. Wayang motekar adalah sejenis
pertunjukan teater bayang-bayang atau serupa wayang kulit. Akan tetapi, jika
wayang kulit memiliki bayangan yang berwarna hitam saja, wayang motekar
menggunakan teknik terbaru hingga bayang-bayangnya bisa tampil dengan
warna-warni penuh. Wayang motekar ditemukan dan dikembangkan oleh Herry Dim
setelah melewati eksperimen lebih dari delapan tahun (1993 – 2001). Wayang
tersebut menggunakan bahan plastik berwarna, sistem pencahayaan teater modern,
dan layar khusus.
Semua jenis wayang di atas merupakan
wujud ekspresi kebudayaan yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai
kehidupan antara lain sebagai media pendidikan, media informasi, dan media
hiburan. Wayang bermanfaat sebagai media pendidikan karena isinya banyak
memberikan ajran-ajaran kehidupan kepada manusia. Pada era modern ini, wayang
juga banyak digunakan sebagai media informasi. Ini antara lain dapat kita lihat
dari pagelaran wayang yang disisipi informasi tentang program pembangunan
seperti keluarga berencana (KB), pemilihan umum, dan sebagainya.Yang terakhir,
meski semakin jarang, wayang masih tetap menjadi media hiburan.
Tidak ada komentar