Header Ads

ads header

Breaking News

Teks Eksposisi | Bindo X Sem. 1

 


MATERI BAHASA INDONESIA

KELAS X IPA LONG

TEKS EKSPOSISI


Pengertian Teks Eksposisi

Teks eksposisi adalah sebuah bentuk tulisan yang menjelaskan atau menguraikan suatu ide, pokok pikiran, pendapat, informasi, maupun pengetahuan pembaca tanpa bermaksud mempengaruhi. Bisa dibilang tujuan teks eksposisi ini adalah cara bagi penulis menyampaikan apa yang ingin disampaikan dari sudut pandang tertentu. Teks-teks dalam buku pelajaran atau ensiklopedi termasuk ke dalam jenis teks ini. Selain itu, beberapa contoh teks jenis ini adalah berita, esai, prosedur, dan laporan. Teks ini merupakan salah satu bentuk karangan yang memiliki sifat non-fiksi, karena setiap isi dari paragraf yang ada di dalam teks ini akan berisi fakta dan data yang akurat serta benar-benar bisa dibuktikan.


Ciri-Ciri Teks Eksposisi

 Adapun ciri-ciri teks eksposisi adalah :

·      Berisi ide/gagasan terhadap suatu informasi/pengetahuan

·      Penulisan yang lugas, padat, singkat, dan jelas

·      Bahasa yang baku

·      Berisi fakta


Struktur Teks Eksposisi

Jika kita bedakan, struktur dari teks eksposisi dapat kita bagi menjadi tiga, yaitu: tesis (pernyataan pendapat), rangkaian argument, dan penegasan ulang pendapat.

 

1.  Tesis

Pernyataan pendapat atau tesis adalah bagian yang berfungsi untuk mengenalkan isu, masalah, gagasan utama, atau pandangan penulis secara umum tentang topik yang akan dibahas.

2. Rangkaian Argumen

Rangkaian argumen, yaitu fakta-fakta yang memperkuat argumen. Pada bagian inilah peran data sebagai penguat argumen menjadi penting. Setiap argumen harus bisa dibuktikan. Argumentasi dapat berupa alasan logis, data hasil temuan, fakta-fakta, bahkan pernyataan para ahli. Argumen yang baik harus dapat mendukung pendapat yang telah disampaikan sebelumnya.

3. Penegasan Ulang

Penegasan ulang berupa simpulan dan saran dari pembahasan secara keseluruhan. Tujuannya untuk menegaskan pendapat awal serta menambah rekomendasi atau saran terhadap permasalahan yang diangkat.

 

Kaidah Kebahasaan


Teks eksposisi memiliki ciri-ciri kebahasaan tersendiri. Umumnya menggunakan kata-kata yang 

1. Bermakna lugas dan bermakna denotasi. Artinya, teks ini tidak menggunakan kata-kata kiasan yang memberikan penambahan arti pada makna dasarnya.

2. Menggunakan kata-kata teknis atau istilah-istilah yang berhubungan dengan topik utama teks. Contohnya seperti penebangan liar, hutan lindung, sektor kehutanan, dan sebagainya.

3. Menggunakan konjungsi kausalitas (kata penghubung yang menyatakan hubungan sebab akibat) contohnya kata ‘jika’, ‘maka’, ‘sebab’, ‘disebabkan’, dan ‘dengan demikian’.

4. Menggunakan konjungsi temporal (kata penghubung yang menyatakan hubungan waktu) dan kata-kata yang menyatakan hubungan perbandingan atau pertentangan. Contoh : pada akhirnya, namun, sebelum itu, kemudian, sebaliknya, berbeda halnya

5. Menggunakan Kata kerja mental seperti memperhatikan, mengamati, menyimpulkan, diharapkan, memperkirakan, memprihatinkan, mengagumkan, menyimpulkan, menduga, berasumsi, berpendapat, dan sebagainya.

6. Menggunakan kata kerja rujukan, seperti berdasarkan data….,merujuk pada pendapat….

7. Menggunakan kata persuasif di dalamnya, seperti sebaiknya, diharapkan, perlu, hendaklah, harus.

8. Menggunakan kata-kata afiksasi. Afiksasi adalah proses pembentukan kata dengan cara menambahkan afiks atau imbuhan pada bentuk dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks. Beberapa contoh afiks adalah sebagai berikut.

·         Prefiks: ber-, men-, di-, per-, pe-, ke-, ter-, dan se-

·         Infiks: -er-, -el-, dan -em-

·         Sufiks: -kan, -i, -an, -nya, -man, -wan, -wati, -nda,

·         Konfiks: per-an, ke-an, dan ber-an.

9. Menggunakan kalimat aktif transitif. Kalimat aktif transitif adalah kalimat aktif yang memerlukan objek. Ciri-cirinya adalah memiliki objek dan dapat diubah menjadi kalimat pasif. Umumnya, kalimat tersebut menggunakan kata-kata berimbuhan me- dan memper-.

Pola Pengembangan pada Teks Eksposisi

Pola pengembangan teks eksposisi pada umumnya akan berbentuk sebab-akibat, diaman tiap kalimat dan paragraf akan saling mendukung dan berkaitan satu sama lain. Selain pola yang satu ini, jenis teks ini juga bisa dikembangkan dengan 4 bentuk pola lainnya, yaitu:

1. Pola Definisi

Pola definisi merupakan pola yang berisi definisi suatu topik atau istilah yang hendak dibahas di dalam paragraph

Contoh :

Indonesia adalah negara yang memiliki banyak pulau, baik pulau kecil maupun pulau besar. Indonesia memiliki kurang lebih 17.541 pulau.

 

2. Pola Proses

Pola proses merupakan pola yang berisi penjelasan tentang proses membuat atau menjalankan sesuatu

Contoh :

Energen, nutrisi empat sehat lima sempurna dapat disajikan dengan mudah. Tuangkan energen ke dalam gelas. Tambahkan 150 ml air hangat dan aduk hingga merata. Egerden hangat siap dihidangkan.

 

3. Pola Laporan

Pola laporan merupakan pola yang berisi laporan peristiwa yang disampaikan secara rinci dan runtut.

Contoh :

Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen.

4. Pola pengembangan sebab-akibat

Pola pengembangan sebab-akibat merupakan pola yang berisi tentang hubungan sebab-akibat dalam teks.

Contoh :

Pada tahun 2020, produksi padi turun 3,85 persen. Akibatnya, impor beras meningkat, diperkirakan menjadi 3,1 juta ton pada tahun 2003.


Contoh 1

Teks Eksposisi Singkat

Berikut ini adalah contoh teks eksposisi


Pembangunan dan Bencana Lingkungan

Tesis/Pernyataan Pendapat:

Bumi saat ini sedang menghadapi berbagai masalah lingkungan yang serius. Enam masalah lingkungan yang utama tersebut adalah ledakan jumlah penduduk, penipisan sumber daya alam, perubahan iklim global, kepunahan tumbuhan dan hewan, kerusakan habitat alam, serta peningkatan polusi dan kemiskinan. Dari hal itu dapat dibayangkan betapa besar kerusakan alam yang terjadi karena jumlah populasi yang besar, konsumsi sumber daya alam dan polusi yang meningkat, sedangkan teknologi saat ini belum dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.

Rangkaian Argumen:

Para ahli menyimpulkan bahwa masalah tersebut disebabkan oleh praktik pembangunan yang tidak memperhatikan kelestarian alam, atau disebut pembangunan yang tidak berkelanjutan. Seharusnya, konsep pembangunan adalah memenuhi kebutuhan manusia saat ini dengan mempertimbangkan kebutuhan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya.

Penerapan konsep pembangunan berkelanjutan pada saat ini ternyata jauh dari harapan. Kesulitan penerapannya terutama terjadi di negara berkembang, salah satunya Indonesia. Sebagai contoh, setiap tahun di negara kita diperkirakan terjadi penebangan hutan seluas 3.180.243 ha (atau seluas 50 kali luas kota Jakarta). Hal ini juga diikuti oleh punahnya flora dan fauna langka. Kenyataan ini sangat jelas menggambarkan kehancuran alam yang terjadi saat ini yang diikuti bencana bagi manusia.

Pada tahun 2005 sampai dengan 2006, tercatat telah terjadi 330 bencana banjir, 69 bencana tanah longsor, 7 bencana letusan gunung berapi, 241 gempa bumi, dan 13 bencana tsunami. Bencana longsor dan banjir itu disebabkan oleh perusakan hutan dan pembangunan yang mengabaikan kondisi alam.

Bencana alam lain yang menimbulkan jumlah korban banyak terjadi karena praktik pembangunan yang dilakukan tanpa memperhatikan potensi bencana. Misalnya, banjir yang terjadi di Jakarta pada Februari 2007, dapat dipahami sebagai dampak pembangunan kota yang mengabaikan pelestarian lingkungan.

Menurut tim ahli Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, penyebab utama banjir di Jakarta ialah pembangunan kota yang mengabaikan fungsi daerah resapan air dan tampungan air. Hal ini diperparah dengan saluran drainase kota yang tidak terencana dan tidak terawat serta tumpukan sampah dan limbah di sungai. Akhirnya, debit air hujan yang tinggi menyebabkan bencana banjir yang tidak terelakkan.

Penegasan Ulang:

Masalah lingkungan di atas merupakan masalah serius yang harus segera diatasi. Meskipun tidak mungkin mengatasi keenam masalah utama lingkungan tersebut, setidaknya harus dicari solusi untuk mencegah bertambah buruknya kondisi bumi.


CONTOH 2

Introspeksi Diri di Hari Pahlawan

Tesis:

Setiap negara mempunyai pahlawan. Cara terbaik menghargai pahlawan adalah tidak melupakan jasa-jasanya. Itu sebabnya kita perlu memperingati Hari Pahlawan setiap sepuluh November agar bisa mencontoh semangat juang. Kita juga dapat mencontoh keikhlasan mereka saat berjuang melawan penjajah.

Rangkaian Argumen:

Sejarah perlunya memperingati Hari Pahlawan bermula dari perlawanan arek-arek Suroboyo pada 10 November 1945. Dengan senjata bambu runcing, mereka melawan penjajah yang sudah menggunakan senjata canggih termasuk pesawat terbang. Kemudian, diikuti dengan perlawanan di berbagai daerah, termasuk di Sumatra Utara dan khususnya di Kota Medan yang dikenal dengan pertempuran di Medan Area, Jalan Bali.

Berkat perjuangan para pejuang di masa lalu, bangsa Indonesia mampu memproklamasikan kemerdekaan dan mempertahankan di masa revolusi fisik. Sekarang giliran anak-anak bangsa mengisi alam kemerdekaan dengan memberikan yang terbaik bagi masa depan bangsanya.

Sayangnya, tidak banyak putra-putri bangsa Indonesia yang bisa diteladani karena prestasinya. Lebih banyak yang mementingkan diri pribadi dan golongannya saat sudah berkuasa. Hal itu terlihat sekali dalam jajaran pemerintahan (birokrasi) maupun legislatif dan yudikatif. Mereka benar-benar memanfaatkan peluang yang ada untuk memperkaya diri. Sementara itu, rakyat yang membutuhkan perhatian malah diabaikan.

Penegasan Kembali:

Peringatan Hari Pahlawan pada 10 November pada tahun ini dapat dijadikan momentum yang tepat untuk melakukan introspeksi diri bagi semua pihak. Kalau setiap anak bangsa melakukannya dengan penuh kesadaran, mudah-mudahan hasilnya positif. Dalam waktu dekat bangsa Indonesia dapat keluar dari krisis. Jika peringatan Hari Pahlawan hanya sebuah kegiatan rutinitas, makna 10 November pun tidak akan menyentuh masyarakat, juga dapat menyadarkan pejabat-pejabat pemerintahan untuk tidak saling berseteru dan terus memperjuangkan kepentingan rakyat.

Pada momentum Hari Pahlawan ini kita mengimbau para pejabat di jajaran pemerintahan, termasuk BUMN dan BUMD, pimpinan DPR dan MPR serta seluruh anggota dewan agar kembali ke fitrah. Ingatlah perjuangan dan cita-cita para pahlawan bangsa. Mari kita berjuang untuk memakmurkan rakyat. Untuk itu, bekerjalah dengan keras, profesional, dan bertanggung jawab.

Bukan masanya lagi para pejabat pemerintahan menjadikan dirinya seperti raja yang bergelimang kemewahan, sebab rakyat sudah semakin kritis. Begitu juga kehidupan anggota dewan yang glamor. Momentum Hari Pahlawan ini harus dapat dimanfaatkan oleh pemerintah dengan sebaik-baiknya. Kinerjanya sudah bisa dirasakan di berbagai bidang sehingga rakyat merasa dirinya tidak salah pilih. Gerakan mencontoh para pahlawan perlu dimasyarakatkan untuk menyadarkan para pejabat pemerintahan agar tidak menjadi pahlawan kesiangan.

 

Tidak ada komentar