KD. 3.4 MENGANALISIS ISI DAN KAIDAH KEBAHASAAN NOVEL
Unsur Kebahasaan Novel
Berikut ini terdapat beberapa kaidah kebahasan
novel, antara lain
:
1.
Terdapat
kalimat dengan makna lampau.
Contoh : Akhirnya
mulai saat itu, aku sudah tidak dekat lagi dengan Jingga.
2. Terdapat konjungsi temporal (sebelum,
lalu, sejak itu, pada akhirnya, setelah, sementara itu, mula-mula, sesudah,
kemudian, ketika)
Contoh : 1. Ayah
pergi ke kantor, ketika ibu sedang memasak.
3. Menggunakan kalimat tidak langsung.
Contoh : Dila
mengatakan bahwa dia akan main ke rumahku besok pagi.
4. Terdapat dialog dengan kalimat langsung.
Contoh : Dila
bertanya pada gurunya, “Apakah ada tugas untuk hari ini?”
5. Menggunakan kata sifat.
Contoh : Ardi
menyelesaikan pekerjaannya dengan sangat menakjubkan.
6. Menggunakan
kata kerja.
Contoh : Maya berlari dengan sangat kencang
7. Menggunakan
majas.
Pada novel sering
ditemukan penggunaan majas, diantaranya :
1)
Majas
Hiperbola, contohnya :
a.
Di
tambah balok-balok es yang berdentingan di dalam gelas.
b.
Seolah
bersiap mengahadapi ledakan dinamit
2)
Majas Personifikasi, contohnya
:
a.
Seakan ingin
meramaikan suasana,sarung-sarung tangan beledu dan variasi kaus kaki wol
berjajar di rak-rak mungil.
b.
Hanya ada lukisan
lemon short cake pudar yang tergantung miring di dinding,tampak
kesepian tanpa tema.
3)
Majas Metafora, contohnya
:
a.
Orang-orang bilang dia
punya mahkota yang indah.
b.
Wajah mereka
bercahaya diterpa lampu
kekuningan di sebuah ruangan temaram.
4)
Majas Metonemia, contohnya
:
a. Dia mengulurkan Tupperware itu kepada
Viola,lalu membuka tutup Tupperware.
b. Yang Ia dapatkan hari ini sedikit saja cukuplah untuk membeli
sebungkus Indomie
5)
Majas Paralelisme, contohnya :
a. Kerut-kerut di wajahnya
lebih dalam
b. Viola sadar bahwa stroberi-stroberi itu
tetap ranu
6)
Majas Sinisme, contohnya
:
a.
Olav terus menyanyikan
lagu korea,dan sebagian besar lirik lagu itu dia ganti dengan kata’Cokelat’.
Penyesuaian Gaya Bahasa yang dipakai dalam novel menyesuaikan
dengan tema. Gaya bahasa untuk novel anak berbeda dengan novel remaja, gaya
bahasa novel sejarah berbeda dengan novel komedi. Penyesuaian tersebut berguna
untuk membangun latar dan penokohan.
Penggunaan Kata Tidak Baku, dalam novel diperbolehkan
menggunakan kata tidak baku. Misalnya, dalam kalimat tidak langsung yang mengandung
ragam bahasa lisan atau bahasa percakapan.
Penulisan Sesuai EYD, meskipun
diperbolehkan menggunakan kata tidak baku, tetapi dalam hal penulisan, tata
kalimat dalam novel harus sesuai dengan ejaan yang disempurnakan. Misalnya,
dalam pemakaian huruf kapital, huruf miring, tanda baca, kutipan, dan
sebagainya.
Tidak ada komentar